Angin Perubahan (Win of change), ketika kata perubahan ini dilontarkan kepada semua rekan, dan kepada hampir semua staf dalam suatu kesempatan pertemuan maka terlihat ada yang mengangguk-anggukan kepala, dan juga hampir semua yang hadir hanya berdiam diri. Mungkin pada saat itu belum mengetahui apa yang harus mereka lakukan tentang perubahan ini. Orang-orang yang mengangguk-angguk kepala itu ternyata hanya mampu menjadi penonton, anggukan kepalanya pada saat itu ternyata karena dalam kondisi mengantuk.
Dan ketika perubahan itu mulai menyentuh kepentingan mereka, maka mereka mulai menggeliat, membuka matanya, dan tentunya ada diantaranya mengorganisir diri untuk menentang perubahan yang sebenarnya secara tidak disadari, perubahan inilah yang mereka inginkan. Bagi mereka yang senang dengan kondisi saat ini, perubahan tiba-tiba dianggap sebagai ancaman. Mereka setuju adanya perubahan, tetapi mereka juga menghalanginya dengan mengemukakan alasan-alasan yang tidak jelas. Mereka resisten dan membuat blok-blok penghalang. Yang mereka perjuangkan hanya self interest, dan seterusnya. Sesuatu yang tadinya bagus di atas kertas, tiba-tiba kusut, kacau, bergerak acak, penuh kecurigaan.
Memang benar kata orang pintar, lawan kita tidak ada di luar sana, melainkan di dalam rumah sendiri, di dalam diri sendiri. Kala kita bodoh, kita ingin menguasai orang lain. Tetapi kala kita pintar, kita ingin menguasai diri sendiri.
Memang betul musuh yang harus kita hadapi adalah pikiran-pikiran sendiri. Tetapi begitu kita menghadapinya, kita juga terbentur dengan pikiran-pikiran orang lain dan peraturan-peraturan yang ada.
Catatan ini menyemangati spirit perubahan yang sudah mulai tumbuh dan memberi model yang lebih terstruktur untuk melakukan pembaharuan. Entah mereka berteori atau tidak, semua orang punya hak dan kewajiban untuk memperbaharui hidup ini. Hidup ini harus luas, kuat, dan canggih. Jangan mau hidup sederhana, yang harus sederhana itu adalah sikap.
Perubahan memerlukan anda semua, bersatu, bergerak, dan menyelesaikannya. Siapa yang bisa memimpin harus berani maju ke depan. Siapa yang mau berubah harus membuka pikirannya. Kalau tidak memimpin, kita harus sama-sama bergerak. Kalau memimpin tak bisa, dipimpin juga tak mau, silakan duduk manis di tepi atau keluar sama sekali, tunggulah proses alami yang akan merubahnya.
Sebuah proses kecil telah menggoreskan tulisan ini di Sawahlunto. Kita semua bisa melakukannya. Dan ketika perubahan kita selesaikan, maka ia pun telah membentuk menjadi sebuah Catatan.
Sawahlunto, 3 Juli 2007
(catatan ini diteruskan pada kesempatan lain sampai bulan Juni 2009)
Selasa, 23 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar